Sedikit mengulang materi yang pernah diperoleh di dastekben
(dasar dan teknologi benih) dan mendalami lebih spesifik Uji Vigor Benih
(pertanyaan praktikan bisa saja out of the box, sebanyak mungkin asisten harus
menguasai ilmu sehingga bisa menjawab pertanyaan2 unik praktikan :D )
Parameter viabilitas benih ada dua, yaitu:
- Viabilitas Potensial: Kemampuan benih untuk tumbuh berkecambah secara normal pada kondisi optimum (kisaran lingkungan terbatas).Tolak ukurnya adalah Daya berkecambah (DB), Potensi tumbuh maksimum, bobot kering kecambah normal (BKKN), Uji Tetrazolium, dsb.
- Vigor: Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah normal pada kondisi sub optimum (kisaran lingkungan luas). Tolak ukurnya adalah kecepatan tumbuh (Kct), T50, Indeks Vigor, keserempakan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah, daya hantar listrik (DHL) atau coductivity test, accelerated ageing test, dll.
Contoh kondisi sub optimum adalah kondisi salin, cekaman
kekeringan, tanah masam (pH rendah), dll.
Tujuan pengujian vigor benih adalah:
- Memberikan informasi tentang planting value dalam kisaran lingkungan yang luas
- Memberikan informasi tambahan pada uji DB untuk membantu membedakan lot benih yang dapat berkecambah.
Uji Vigor Benih terhadap Kekeringan
dengan NaCl
Kenapa dilakukan Uji Vigor Benih terhadap kekeringan?
Ekstensifikasi pertanian sering mendapat hambatan karena
jumlah lahan yang sesuai untuk dijadikan lahan pertanian semakin terbatas.
Lahan yang terbatas ini selalu menjadi masalah, di satu sisi produksi tanaman
harus ditingkatkan untuk memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan
produktivitasnya bermasalah. Sebagian
tanah tersebut tidak sesuai dijadikan sebagai lahan pertanian karena adanya
faktor pembatas seperti tanah masam, salin, dll.
Di Indonesia semakin sering dijumpai tanah salin akibat
akumulasi garam yang tinggi di lapisan permukaan. Semua jenis tanah yang
tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir pantai dapat
berkembang menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Masalah salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3, Na2SO4
dan garam-garaman Mg terdapat dalam jumlah berlebihan. Garam NaCl adalah yang
paling dominan karena Natrium (Na+) akan terakumulasi pada lapisan tanah atas
dalam jumlah yang berlebihan.
Toleransi
tanaman terhadap salinitas tergantung pada jenis dan tingkat pertumbuhan
tanaman. Setiap tanaman mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap
salinitas. Tanaman pertanian sangat peka terhadap kandungan garam dalam
tanah. Benih yang ditanam di daerah dengan keadaan salinitas tinggi sangat
sulit atau tidak dapat berkecambah sama sekali. Tanah salin merupakan salah
satu jenis tanah marginal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik pada
fase perkecambahan maupun fase lainnya.
Pengaruh
salinitas terhadap perkecambahan mencakup dua hal, yaitu pengaruh tekanan
osmosis yang tinggi sehingga benih sulit menyerap air dan pengaruh kimia atau
keracunan ion-ion spesifik yang menyusun garam.
|
|
Kenapa digunakan NaCl?
Natrium Klorida yang dikenal sebagai garam dapur merupakan
garam yang paling mempengaruhi salinitas air laut dan cairan ekstraseluler
organisme multiseluler. Natrium Klorida dikenal juga sebagai garam yang
mempunyai tingkat osmotik tinggi. Kadar garam yang tinggi dapat menaikkan
tekanan osmosis (ingat apa itu osmosis? Kalau larutan diluar jaringan kadar
garam atau mengandung ion-ion yang lebih besar daripada larutan didalam
jaringan, maka larutan didalam jaringan tersebut akan mengalir keluar. Jadi
kalau itu benih, bukannya benih yang menyerap air dari luar tapi malah cairan
dalam benih yang tertarik keluar). Ini menghambat proses imbibisi benih,
sedangkan kita tahu kalau benih membutuhkan air untuk dapat berkecambah,
sehingga inilah yang menghambat benih bekecambah (dan mengapa disebut cekaman
kekeringan, karena benih terhambat proses imbibisinya).
Diterapkannya uji vigor dalam industri benih:
Dilakukannya ji vigor menambah biaya produksi dan waktu
pengujian menjadi lebih lama, sehingga harga benih menjadi lebih mahal. Jika
benih bervigor tinggi menghasilkan persentase tumbuh di lapang yang lebih besar
daripada benih bervigor rendah, penyulaman dan tertundanya waktu panen dapat
dicegah. Konsumen lebih rela membayar benih lebih tinggi jika benih yang mereka
beli bervigor tinggi.
Note:
Karena fungsi NaCl adalah menghambat imbibibisi, maka NaCl
dapat digunakan sebagai inhibitor pada benih rekalsitran.
Kenapa dihambat imbibisinya? Kita tahu tentunya kalau benih rekalsitran itu kandungan
airnya tinggi dan rentan terhadap penurunan kadar air, karena itu pula daya
simpannya rendah. Kadar air yang tinggi menyebabkan proses perkecambahannya
cepat terjadi, maka dalam penyimpanannya dapat menggunakan larutan NaCl untuk
menghambat terjadinya proses imbibisi, proses perkecambahan juga dihambat.
Apabila NaCl terlarut dalam air, maka air tesebut mempunyai
tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat menyerap kandungan air yang terdapat
dalam jaringan benih sehingga diperoleh keseimbangan kadar air pada benih
tersebut (ingat prinsip osmosis).
WARNING!!!
No copy-paste, hanya sekedar menambah pemahaman.
Kalau ketahuan copy-paste dr blog ini untuk tugas dan laporan dastekben, tugas
dan laporan g akan di nilai. Harap cantumkan sumber dalam laporan dan tugas
anda!