Tanggal  24 September merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia, khususnya bagi seluruh kaum tani Indonesia, karena 52 tahun yang lalu  Undang-Undang No 5 Tahun 1960 (UU no 5/1960) disahkan.  Lahirnya UU  no 5 /1960 , merupakan awal penataan struktur agaria dan kepemilikan tanah yang lebih berkeadilan bagi masyarakat, khususnya bagi petani kecil.  Oleh Karenanya, lahirnya UU No 5/1960 ini diperingati sebagai Hari Tani Nasional.

Sekarang, kaum Petani merayakan Hari Tani Nasional yang ke 52. Pertanyaannya, sudahkan Petani Indonesia merdeka? Sudahkah mereka mendapat bagian terpenting di negeri ini?

Sungguh ironis sekali, petani merupakan orang yang berjasa bagi kita semua. Tanpa petani, tentu tak ada sepiring nasi dengan lauk pauk lengkap terhidang di atas meja. Meski begitu, sampai saat ini kesejahteraan petani belum menjadi perhatian utama negeri ini. 

Sebagai bangsa yang besar, sudah selayaknya menghargai jasa para pahlawannya. Petani, patutlah diperhitungkan sebagai pahlawan bangsa. Maka sudah selayaknya petani mendapatkan penghargaan dan perhatian lebih dari kita, bangsa Indonesia.

Selamat Hari Tani Nasional,
Semoga kesejahteraan bagi petani bukan hanya sekedar isu dan materi perbincangan semata.

Selalu jadi hal yang paling menegangkan buat para peserta MPD dan hal yang paling ditunggu sama senior. Tenang-tenang..., senior g jahat kok.. Tapi kalau kalian salah, senior akan memperingatkan :)

Ini adalah tingkat terakhir..., benar-benar tingkat paling akhir (berharap semoga segera lulus.., aamiin). Tapi alhamdulillah, saya merasakan semuanya. Mulai dari jadi peserta, jadi panitia (PAK pula..), jadi senior I, dan kini senior II. Nggak ada perbedaan antara senior I dan senior II, semua mewakili AGH atas nama Senior. 

Sewaktu jadi peserta, saya menjadi bagian dari kelompok Adenium sp. Masih inget sapa aja? Wah.., itu ngga akan pernah lupa. Ketua kelompoknya Arga, anggotanya saya, Ami, Emil, Farmita, Yuniar, Andri Hamidi, Hardian, Mariski, Ari Ulandari. PAKnya..., kak Nesia, kak Syaharizan sama kak Rika. Komdisnya kak Afriyan. (lho..lho.., saya masih ingat kan.. :D. Ayo adik-adikku, jangan lupakan cerita MPDmu)

Kami masuk ke sawah.. dan saya nggak bertahan lama karena batuk2 terus hidung saya kemasukan air, saya langsung ditarik panitia Medis untuk keluar dari arena (hoho.., kayak arena tinju aja). Selang berapa menit kemudian, Farmita juga ditarik keluar karena kakinya kram. Wahaa.., mengurangi esensi LD. Dan sayang banget, saya g nyimpen fotonya satu pun :'(.

Kelompok Pacing spp

Okee...setahun berikutnya saya jadi PAK kelompok 4, Pacing namanya. Teman PAK saya ada Ana dan Ryanda. Ketua kelompoknya Ifan, anggotanya Endro, Azmi, Rani, Citra, Dea, Lena, Nursil, Anisa, dan Septi. Ini kelompok..., haduh, cowoknya gokil-gokil, tapi ceweknya kok pendiem-pendiem ya... (pengakuan seorang PAK, hehe).

Pas masuk sawah, kami kedapetan senior yang g tau kenapa, ini paling ditakutin. Ifan nggak ikut masuk sawah karena sakit, Endro juga sakit tapi masih ikut acara mpe kelar, sama Azmi, waktu itu saya nunjuk Azmi untuk jadi ketua. Sebenernya seru.., tapi gara-gara adik-adikku ini salah nada waktu menyanyikan dendang agronomi, saya jadi dihukum kincir tangan 30 kali (Hah..tega nian!!). 

Sewaktu Yel-yel AGH 2, saya yakin mereka bisa, tapi saya tahu kondisi mereka dalam tekanan, apa yang hafal pun jadi belepot (maklum, yel-yel ini bahasa inggris. Klo cepet n g konsen, pasti belepotan). Akhirnya jadi deh saya yang mimpin Yel-yel AGH 2.
Tentang kelompok Pacing, baca disini deh: PACING hehehe, saya sudah buat recap-nya.

Adik-adiknya Luki

Setahun kemudian..., saya jadi senior bersama Yuyuk, Bunga, Agus Rahman, n Beny (Rabbani). Kita tentu saja engga 45 aja, 44nya ada kak Qori dkk. Nah, kelompok yang kami ospek (hehe) kebetulan kelompoknya Luki dan kelompoknya Abu. Di kelompok Abu itu ada adik OMDAku, namanya Samsi. Ada foto-fotonya ni..., dari kamera kak Qori.

Kelompok selanjutnya kelompok 14. Wahh.., ini kelompok pesertanya dikit amat. Cuma 6 orang donk!! Jumlah peserta yang dikit itu dah memberikan kesan negatif pada senior, tambah lagi klo mereka nggak kompak. Yang paling kocak dari kelompok ini, ada satu orang yang kemaren minta tanda tanganku (di sekret BEM,gw inget banget), dia bisa nyebut namaku (Armal tapi, kacau.. trus diralat Izza), tapi waktu tak tanyain "masih inget nggak orangnya yang mana?", dia nggak inget sama sekali cobaa... padahal aku didepannya. 

Ngerasain Lintas Desa pada posisi yang berbeda. Sewaktu jadi peserta, tentu takut iya.. Sewaktu jadi panitia (PAK) utamanya, hehe, ada satu sisi ingin selalu membela adik-adik saya. Sewaktu jadi senior, selalu menekankan semangat, kekompakan, kedisiplinan dan menghargai yang lebih tua (dosen ataupun senior).

Yang membuatku cukup bangga, sewaktu jadi peserta kami Adenium sp dan Theobroma cacao menjadi pemenang dalam pentas seni dengan penampilan angklungnya dan lagu 'arti sahabat'. Kemudian tahun berikutnya saya berhasil membawa adik-adik saya Pacing spp. meraih penghargaan serupa bersama kelompok Tiwi dengan lagu AGH-ku AGH-ku dan lagu 'arti sahabat'-nya Nidji juga. Hehe, g sia-sia kami (aku dan tiwi) ikut nyanyi di depan bersama mereka

Nah, yang pengin sukses LD-nya... kerjain semua penugasan yang diberikan panitia, hafalin yel-yel kelompok, yel-yel AGH 2, salam senior, dendang agronomi (semua yang wajib dihafal, mutlak harus bisa), dan kompakin kelompok-nya. Dijamin senior bakal senang berkenalan dengan kelompokmu :D. Satu lagi, jangan sampai PAK kalian dihukum senior gara-gara kalian (pengalaman banget, hiks..).

Buat adik-adiku AGH yang akan menjalani MPD, jangan takut LD ya... seru kok!! Jalani aja, toh kamu nggak sendiri, ada temen-temen disampingmu. Banyak kenalan, banyak informasi, dll. Suka duka di AGH nikmati bersama.... Kekompakan akan berasa di dalam angkatan kalian :)

AGH... Feed The World!!

Rangkaian acara pada malam itu adalah bakar-bakar ayam, makan-makan, main petasan dan kemudian berfoto bersama. Kami membagi tugas, bapak-bapak membakar ayam, ibu-ibu mengerjakan tugas rumah tangga (bikin minuman, motong-motong buah, mencuci lalapan, dan membuat sambal).

Setelah semuanya siap, kami pun mulai berbaris rapi (wiih,, mau ngapain kok berbaris). Setelah semua mendapatkan lauk dan nasi...., berdo'a pun dimulai, dan Selamat Makannn... 

Setelah 60 jam perendaman, mulai tampak perubahan kembali. Benih yang membesar ada 4, dan ternyata kalau diperhatikan sejak awal perendaman sudah ada 2 benih yang keluar plumulanya (tapi kering). Selain itu juga perubahan warna pada air sudah mulai tampak. Air yang digunakan untuk merendam mulai berwarna gelap dan keruh.

Hmm.., yang tambah bikin penasaran adalah sampai kapan benih terakhir tersebut akan membersar dan berkecambah?...

Jadi inget puisi Hwadam Seo Kyung Deokk:

Pengamatan jam ke 36. Sudah mulai tampak bedanya tuh... dari 29  benih saga yang direndam dengan air panas, dua diantaranya sudah menunjukkan warna yang memudar dengan ukuran yang lebih besar alias menggelembung. Dugaan sementara saya, benih tersebut menggelembung karena air berhasil masuk melalui celah-celah kulit benih dan mulai mengaktifkan metabolisme benih tersebut. Setelah itu akan muncul plumula-nya.

Oke..., kita lihat lagi perkembangan selanjutnya. Iseng-iseng yang bermanfaat :)


Siapa bilang iseng selalu g bermanfaat?
Mari kita lakukan iseng, untuk menambah wawasan kita :)

Percobaan ini (saya gunakan kata percobaan, karena kalau penelitian kesannya resmi banget) dilakukan atas dasar rasa penasaran atau keingintahuan praktikan terhadap perkecambahan benih saga. Benih saga (Abrus precatorius) mungkin belum begitu dikenal secara luas sebagai obat herbal yang mampu menyembuhkan sariawan. Bisa disebut perdu, berkayu namun tak setinggi pohon. Benihnya cukup cantik, seperti mote alias mutiara yang dibuat kalung, cukup tersamarkan dengan warnanya yang cerah. Daunnya mirip daun Tamarindus indica.

Abrus precatorius

Keluarga saya sudah lama menjadikan daun saga sebagai obat andalan sariawan, sebab hanya 2-3 kali konsumsi saja sariawan bisa agak mendingan. Nah, yang disayangkan adalah keberadaan pohon saga ini agak susah ditemui (kalau dibilang langka, beberapa rumah masih ditemui walau cukup jarang). Perbanyakan tanaman saja ini bisa dilakukan melalui biji (benih-nya), namun untuk menunggu benih tersebut dapat berkecambah membutuhkan waktu yang cukup lama. Pernah, keluarga saya mencoba mengecambahkannya dengan direndam air biasa dan itu membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai benihnya bisa berkecambah. 

Kebetulan saya kuliah S1 di Agronomi dan mengambil mata kuliah benih lengkap (Dasar dan Teknologi, Produksi dan Pengolahan, serta Pengujian Mutu dan Penyimpanan Benih). Sedikit-sedikit tahu tentang benih. Setelah melihat bentuk benihnya, pontan saya usulkan "coba direndam dengan air panas, mungkin lebih cepat". Sebenernya agak deg-degan juga kalau apa yang saya usulkan itu ternyata salah. 

direndam air panas

Okee..., airnya nggak perlu panas 100 derajat Celcius. Cukup panas saja, kalau untuk skala membenihkan sendiri saja sudah cukup. Tapi kalau jadi benar-benar penelitian, kadar suhunya harus benar-benar terukur. (Pengin deh rasanya lanjut S2 dan nanti meneliti tentang ini secara lebih formal, Aamiin... :D).


Saya memulai perendaman pukul 20.00 kemaren malam (15 September 2012). Nah, lihat ni 12 jam setelah perendaman. Ternyata belum ada perubahan apa-apa :D:D... Sabar....

Hasil selanjutnya, tunggu up date-annya ya... :D. Insya Alloh akan terus dipantau perkembangannya.

link tentang khasiat daun saga bisa baca disini dan disini

Iseng itu indah, dan siapa bilang iseng itu selalu tidak berguna?
mari ber-iseng2 ria :D
Semoga bermanfaat...