7th Day in Australia - Sydney!

Saturday, October 24, 2015

Itinerary awal saya adalah saya jalan aja lurus sepanjang Pitt steet, nanti saya ketemu Sydney tower dan terus aja lurus nanti ketemu Circular Quay dan tinggal jalan saja mau ke Sydney Harbour Bridge dulu atau ke Opera House dulu. Cuma sekita 30 menit jalan kaki, jadi gak jauh lah ya sambil jalan santai. Toh saya bakal stay di sana kurang lebih 2 jam. 

Tapi setelah tadi malem lihat-lihat peta dan ternyata Paddy's Market sama Chinatown itu gak sampai 10 menit dari hostel saya, jadi saya ubah itin. Paddy's Market di website tulisannya jam 9, berarti saya mulai jalan jam 08.30 aja.

Saya check out jam 8.30 am setelah sarapan dan ngenet di lobby hampir 2 jam. Nggak lupa saya beli postcard dulu, karena saya gak yakin beli di tempat lain ada yang lebih murah dari ini. 

Perjalanan dimulai menuju ke arah Hay street. Nggak jauh beda dengan Canberra, kalau jam segini memang masih sepi jalanan. Sepertinya memang benar dugaan saya pas pertama kali di Melbourne, budaya Australia adalah menikmati malam sampai larut dan memulai aktivitas agak siang. Jauh banget sama kebiasaan saya dimana jam 10 atau 11 itu sudah maksimal, dan jam 4 harus sudah bangun. Jadi kalau mau cari suasana sepi, atau mau ambil objek gambar saat sepi biar lebih leluasa, cobalah bangun dan mulai aktivitas dari jam 7 pagi.


Paddy's Market & Chinatown

Kenapa saya bahas ini dan apa sih pentingnya? hhehe. Buat para pemburu oleh-oleh, disinilah lokasi yang tepat. Paddy's Market dengan harga yang lumayan, atau ke Chinatown yang harganya lebih miring tapi buatan China semua. Its up to you!
Paddy's Market
Ya walaupun akhirnya disini sama cuma foto-foto doang, karena ternyata bukanya jam 10.00 dan gak mungkin dong saya nunggu sampai jam 10.00. Saya masih pengin ke Harbour Bridge dan jam 2 harus udah berangkat ke Airport.
China Town
Selanjutnya saya jalan ikutin kata hati saja, pokoknya tujuannya ke Harbour Bridge dan saya akan teru pantau MAPS.ME kalau-kalau saya berjalan menjauhi target. Sepanjang masih di rute yang benar, mau belok-belok pun terserah. Jalan nggak perlu sekaku itu kan? hhehe

Tiba-tiba saya melihat arah jalan menuju Darling Harbour (Harbour street) dan feeling saya Darling Harbour nggak jauh dari sini. Akhirnya saya ikuti jalan tersebut sambil sesekali memperhatikan Map. Nggak jauh, hanya sekitar 0.5 km saya sudah merasakan suasana pantai. Dan hmm, tepat di depan saya sudah pantai.


Darling Harbour

Sengaja saya ambil gambar dari beberapa sudut, karena satu gambar gak akan mewakili semua. Di sini ada Sydney Sea Aquarium, tapi tentu saja berbayar. Saya nyarinya yang gratis-gratis aja, hhehe. Kebanyakan kapal-kapal disini memang buat cruise sih, dan tentu saja itu gak murah.
Darling Harbour (1)
Darling Harbour (2)
Darling Harbour (3)
Darling Harbour (4)
Menyusuri Pantai
Dari Darling Harbour, saya jalan terus saja mengikuti garis pantai sampai ketemu King Street Wharf dan terus jalan sampai Bangaroo point. Sesekali kalau menemukan kursi saya istirahat, foto-foto sambil menikmati pemandangan. Lagi-lagi yang saya bersyukur, pedestriannya nyaman banget! Kapan lagi saya bisa berjalan sepanjang garis pantai yang menggambarkan dua sisi kontras, sebelah kanan bangunan-bangunan tinggi dan sebelah kiri pantai. 

Jalan kaki tuh nggak cuma karena ngirit, tapi banyak moment yang terlewatkan kalau kita nggak menjelajahinya sambil jalan kaki. Kadang-kadang saya tertawa geli dengan julukaan Institut Perbesaran Betis, plesetan kepanjangan IPB, karena kita sering banget berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain. Kenyataannya, itu nggak seberapa dibanding di luar negeri dan saya bersyukur sudah terlatih buat berjalan kaki sejauh itu.

Sydney Tower
Bangaroo ini ternyata panjang sekali, hingga diujung saya melihat bukit yang lebih tinggi dari sekitarnya dan saya melihat menara yang tinggi. Saya nggak tau itu tower apa, tapi firasat kok menyuruh saya mengabadikan lewat video. Nah, setelah sampai di Indonesia dan googling-googling, lalu saya amat-amati lagi video itu dn saya baru tau kalau itu Sydney Tower.
Saya rekam semua dari ujung ke ujung. Dan, hmm sepertinya akan ada hal yang mengejutkan selepas saya berjalan melewati bukit itu.

Perjalanan kali ini dimana saya lebih banyak mengikuti feeling saya, ternyata malah membawa saya melihat banyak hal daripada rencana awal saya. Nggak ada salahnya mengikuti feeling, setelah perencanaan yang matang.

Kecepatan jalan saya tentu sangat menurun dibanding kemarin di Canberra. Ya tentu saja, kaki yang lecet nggak akan sembuh dalam semalam. Jadi hari ini saya banyak luangkan waktu untuk berjalan, sedikit-sedikit istirahat. Bukan karena lelah, tapi karena makin jalan makin perih luka-nya. Jadi pelajaran berikutnya, kalau pergi jangan lupa bawa sandal terbuka buat antisipasi kalau lagi kayak gini.

Saya jalan dan terus berjalan sampai perih kaki nggak terasa lagi. Angin pantai rasanya sejuk walaupun terik matahari mulai menyengat. Sepanjang bukit, saya banyak dengar orang berbicara bahasa Indonesia dengan serius. Iyah, banyak orang Indonesia di Sydney dan lebih banyak dibanding Canberra. 

Setelah belokan, saya lihat jembatan besar sekali dan ada 2 bendera Australia berkibar di atasnya. Whaaa itu Sydney Harbour Bridge, bener-bener hadiah atas kelelahan sepanjang jalan.

Sydney Harbour Bridge dari sudut pertama kali saya lihat
Saya tahu setelah ini rute-rute sudah terduga, tapi tetep saya nggak tau seberapa jauh saya harus jalan sampai bisa melihat Circular Quay dan Opera House. Prinsip saya jalan aja, semuanya bakal terbayar!

Bener.. gak berselang lama saya lihat Opera House dari jauh.. Trus kompleks bangunan yang padat di kawasan Circular Quay. Ah, saya melewatkan satu tempat yaitu the Rocks dimana saya melewatinya tapi sama sekali nggak ngambil gambar di sana. Lalu sengaja saya ambil satu objek dari banyak sudut, yeah nice!

Dari arah Sydney Harbour Bridge

Dari sudut sebelum circular Quay saya duduk di pinggir pantai, ya ada kayu yang bisa buat duduk. Saya ambil gambar Opera House dari sudut sini. Hati-hati HP nyebur ke laut, gak bisa diambil! Sebelah saya seorang turis yang juga sedang benerin kamera-nya ngelihat ke arah saya yang sedari tadi asyik selfie dan foto-foto, lalu dia bersuara agak nggak jelas tapi buat saya kaget sampe saya bersuara 'aa?' Si turis juga kaget dan langsung melihat ke arah saya *noted!! Di sini tuh yang turis kamu za!! Hhaha*. Kalau memang dia niat komunikasi, pasti dia senyum ke arah saya, lah ini saya senyum dia ngelihat saya aneh. Walah.. woles lah!!

Eh, anw saya baru sadar kalau sepanjang saya di Sydney saya gak lihat orang berjilbab di tempat-tempat wisata, nggak seperti di Floriade kemarin dimana banyak banget orang berjilbab. Oh ya, kalau lihat orang yang muka-muka Indonesia jangan terlalu yakin kalo dia bener dari Indonesisa sampe kamu denger dia bicara, bisa jadi dia dari Malaysia. Udah beberapa kali awak tertipu penampilan.
Pas dibawah Sydney Harbour Bridge

Saya terus jalan melewati Circular Quay atau mungkin lebih pas disebut dermaga kali ya.. Terus mengikuti jalan dan saya masuk di kawasan Opera House.  Di kawasan opera house sudah nggak ada peneduh lagi, kuat nggak kuat, sanggup nggak sanggup ya panas-panasan. Puanas-nya nyengat pula. Kalau dari Opera house, saya nggak bisa ngambil gambar yang bagus. Eh tunggu, ada tangga ke arah Royal Botanic Garden dan saya naik ke sana. Dan memang benar, karena posisinya lebih tinggi maka saya bisa ambil gambar 2 object sekaligus. 

Setelah puas selfie dan ambil gambar dari Royal Botanic Garden, saya jalan lagi ke Opera House dan menyusuri sepanjang jalan. Eh, ketemu anak SMP yang lagi study tour dan seragam-nya mirip Harry Potter, wkwkwk. Saya naik lagi dan makin panas, ya iya, irang udah jam 11 lewat.
The best selfie, ever! Hhaha
Dua object yang saya ambil dari Royal Botanic Garden
Karena jalan-jalan itulah saya tau kalau ternyata bagian depan Opera House itu restoran. Nah, foto-foto di sepanjang jalan ini mah gfatis. Tapi kalau mau masuk ke Gedung Opera, bayar. Gedung opera yang besar itulah yang bener-bener buat penampilan orkestra *ah sotoy ni* 

Dari pinggiran Opera House saya lihat ke arah Harbour Bridge berdiri tegak dengan angkuhnya. Waw!! Akhirnya saya ambil gambar juga dari sudut sini. Memang bener, tiap sudut menawarkan keindahan yang berbeda. 

Saya masih kuat-kuatin buat terus jalan muterin Opera House, tapi saya gak sanggup muterin Royal Botanic Garden *kebayang muterin Kebun Raya Bogor* Tapi pas jam 12.00 saya langsung jalan ke arah Circular Quay lagi. 

Saya laper dan pengin makan sih sebenernya, tapi saya gak mau makan di sini. Nanti aja di bandara biar puas, sekarang mah minum aja. Tapi kok susah nyari yang jual air mineral. Dan sebenernya mikir juga kalo beli air mineral 3 AUD, muahall. 
Circular Quay Station
Yap, saya jalan mencari Circular Quay Station dan rencananya saya mau ke bagian informasi aja biar dibantu cara beli tiket. Ehh, beli tiketnya pake mesin ternyata. Kalo bahasa Inggris sih saya gak masalah, tapi ketika saya di depan mesin saya-nya yang bingung seketika. Trus saya bilang ke orang di belakang saya "I'm sorry, can you teach me how to buy the tickey?" dan dia langsung mendikte-kan prosedurnya ke saya "Oh.. just choose the ticket type you will buy.." katanya sambil nunjuk layar touch screen. Saya pilih 'one way'. "Then your destination" dan saya tekan 'International Airport' dan terakhir 'are you student?' Lalu saya tekan 'student' dan keluarlah nominal yang harus saya bayar. Itupun saya gak lihat monitor dan malah bertanya 'how much' tapi si ibu di belakang saya bilang 14 AUD sambil nunjuk ke monitor dan saya baru sadar kalau ada di monitor. Saya punya receh banyak, tapi saya gak yakin kalau itu cukup, jadi saya masukkan 20 AUD dan keluarlah tiket beserta kembaliannya. 

"Thank you very much" kata saya sambil bungkuk-kan badan. Duh bawaan budaya, bawaan bener-bener bawaan. "Yes.. and have a safe trip till your destination" katanya. Kereta saya 2 menit lagi, dan saya terus lihat platform. Saya harus naik ke platform 2 dimana kereta saya akan berhenti. Saya langsung naik eskalator dan pas saya sampai, kereta berhenti. Saya langsung naik dan memilih duduk di atas. Keretanya tingkat lhoo... dann sepi!! 

Kebingungan saya pas di Jepang ternyata jadi pelajaran tersendiri. Di sini saya nggak bingung lagi nyari platform, ya memang sih gak sebanding, karena di jepang banyak banget line-nya. 

Saya milih duduk dibelakang yang satu kursi, biar gak repot pas turun. Nah, kebetulan saya sudah print map kereta NSW nih, jadinya saya keluarin dan cek seberapa jauh yang harus saya tempuh. Dann.. di depan ada tulisan stasiun mana kita akan berhenti, nanti juga ada pemberitahuan lewat pengeras suara. Dan semuanya dalam bahasa Inggris, jadi tenang aja, hhehe. 

NSW Train

Keretanya tingkat ^^

Platform-nya banyak banget di Sydney Central

Kemaren sempat ragu-ragu mau naik kereta dari Sydney Central, iya untung gak.naik dari situ. Buat newbie mending jangan, karena pasti bingung setengah mati. Platform-nya juga buanyak banget. Ini saya fotoin dari dalam kereta. 

Selama di Australia, cuma tram yang belum saya rasain. Kemaren di Melbourne ada sebenernya. 


Sydney Kingsford Smith International Airport
Setelah sampai airport, saya langsung naik. Dan mulai mencari-cari lokasi check in-nya. Karena saya udah jalan dari A sd H, akhirnya saya tanya ke pusat informasi sambil nunjukin tiket saya. Lalu dikasih tau, harus-nya di H tapi sepertinya counter baru akan dibuka 3 jam lagi. 

Okay, saya laper dan mau makan dulu kalo gitu. Sekalian ngabisin uang koin, hehe. Saya selalu inget kalau uang koin gak bisa digukar di moneu changer. 

Saya makan nasi oriental pake chicken teriyaki, yang gitu doang harhanya 9 dollar. Tapi porsinya besar sih, dan sangat cocok dengan saya yang kelaperan meskipun gak bisa ngabisin dalam waktu cepat. Akhirnya saya buka hp dan sambungin ke wifi gratisan di bandara, sambil browsing dan ngirim whatsapp ke temen-temen. Sambil juga posting soal praktikum dasgron di LiNE mereka, wanti-wanti ntar malem pada nanya pas saya lagi di pesawat. 

Nah, tetiba gabut dan iseng-iseng saya buka google map penasaran sama radius yang saya tempuh hari ini. Daebak! 4 km lebih ternyata.. Itu kalo saya lewat Pitt Street, lah ini saya muterin pinggir-pinggir pantai itu.. pasti 7 km pun lewat itu.. Saya gak mau ngitung tadi, karena kalau saya tau pasti saya udah putus asa, apalagi dengan kaki yang begitu keadaannya. Wajar juga sih, saya jalan terus dari jam 8 sd 12 siang, yang berhentinya paling cuma 5 menit - 5 menit aja.. Wuahh daebak! Pasti saya tepar sampe kosan. Dan padahal besok pagi ngasprak. 

Tapi puas! Meskipun saya tepar di Bandara dan cuma duduk nunggu counter check in sambil baca buku dan ngenet. 


Fyi, sampai tulisan ini saya selesaikan (kurang lebih udah 2 minggu) kaki saya yang lecet baru sembuh dan jempol kaki kiri saya masih sakit kalau buat jalan. Overall, its okay!

You Might Also Like

3 comments

  1. Subhanallah. Luar biasa mba. Perjalanan asyik, keren & menyenangkan. Semoga saya jg bs keluar negeri & bisa merasakan indah ciptaan Ilahi. Apalagi ketika menyinggung masjid. Sempat merinding loh waktu cerità tntg masjid dkt KBRI itu & disebut sbg muara prjlnan di Australia. Yg lucu tuh mba ktka mba nyoba manggil kak Ravi trus ditanya kok tahu llu jawabx 'dari facebook', pdhlx cuman feeling. Hehehe... nah, foto postcard yg dikasih k sy pun adl tempat yg pengen sy kunjungi jg d sydney, jd pas banget mba. Makasih banyak ya. Semangat....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mbak... semoga dapet kesempatan, terutama sekalian menuntut ilmu.

      Iyaa.. dan itu bukan kali pertama kayak gitu ke orang yg blm pernah ketemu sebelumnya wkwkwk

      Kalo diluar negeri, yang saya kangenin itu: 1. Disapa salam sesama muslim karena liat saya pakai jilbab, sama 2. Ketemu orang Indonesia dan tiba-tiba curhat macem2 tentang negara tujuan

      Delete
  2. masyaallah, terimakasih telah berbagi pengalaman serta memberikan referensi ketika pergi ke australia, semoga allah membalas kebaikan kita semua

    ReplyDelete