Short Visit in Chiba #1: From Narita International Airport to the Toyoshikidai Apartment

Sunday, March 08, 2015

Perjalanan saya bermula dari Soekarno-Hatta International Airport, Cengkareng penerbangan pukul 16.00 WIB untuk singgah sebentar di Don Muang International Airport, Bangkok. Pukul 00.15 (GMT+7) waktu Bangkok, pesawat menuju Narita take off dan tiba di Narita pukul 10.00 (GMT+5). Mulanya saya mengira perjalanan Bangkok - Tokyo membutuhkan waktu 10 jam, tanpa menyadari adanya perbedaan waktu 2 jam.

Saya masih sempat bertemu dengan Mas Agus saat di Narita, yang saya temui di Don Muang bersama mas Idham, dan kami baru berpisah di bagian Imigrasi untuk melanjutkan perjalanan masing-masing. Selepas klaim bagasi, saya menunggu di Arrival Gate Terminal 2 Narita Airport, sesuai informasi Yonemura san bahwa akan ada mahasiswa dari Chiba University yang akan menjemput kami di bandara. Setelah saya putar-putar dan tak melihat seorang perempuan membawa nama saya, saya putuskan duduk di bangku sambil menenangkan diri. Yap kebetulan beberapa orang dari Indonesia duduk disini dan mengenakan jilbab.

Yukino Masuda, mahasiswa yang diberi tugas menjemput saya. Saya teringat kalau biasanya ada WIFI gratis di bandara, apalagi bandara kelas Internasional. Saya coba aktifkan HP saya, me-non aktifkan semua koneksi dengan layanan informasi Indonesia karena saya telah mendapatkan pemberitahuan SMS International Roaming, dan mulai mencari WIFI. Alhamdulillah dapat akses, dan saya bisa menulis email ke Yukino-san memberitahukan bahwa saya tak tau menghubungi dia lewat mana lagi selain lewat email, saat ini saya sudah di Narita.

Sambil menunggu Yukino san, saya tetap berusaha tenang, toh Mida belum sampai Narita juga. Dan lagi orang Jepang itu on time, jadi kalau belum bertemu dengan Yukino san, itu hanya masalah komunikasi. Yap saya tetap menunggu sambil membalas BBM, LINE dan Whatsapp dari teman-teman di Indonesia. Dan kemudian seseorang menghampiri saya.. mungkin sangat mudah mengenali saya yang dari Indonesia, karena hanya kami yang mengenakan jilbab :)

Setelah berkenalan, saya minta diantarkan Yukino san untuk membeli minuman. Perjalanan 7 jam tanpa minum sama sekali cukup membuat dehidrasi, kalau lapar saya masih bawa makanan dalam tas saya. Saya menanyakan ke Yukino san, apa tidak masalah saya membeli minum dengan uang saya yang 10.000 Y? Iya itu lebih kok, katanya. Tapi dalam benakku bukan itu yang jadi soal, saya hanya beli paling 100-150 Y saja tapi dengan uang 10.000 Y, apa itu normal di Jepang?. Bayangkan kalau itu di Indonesia, 10.000 Yen itu senilai 1.000.000 dan membeli 1 botol minum itu hanya 100-150 (sekitar 10.000 sd 15.000 rupiah), pasti sudah diamuk penjual. Kalau di Jepang tidak, mereka profesional. Stok uang kembalian mereka selalu ada. 

Bingung memilih berbagai jenis minuman yang saya sendiri tak tau artinya karena tulisannya kanji semua, dan sewaktu Yukino san menunjukkan Green tea langsung saya ambil, karena saya pikir itu yang paling aman dan saya sudah biasa minum teh pagi-pagi. "Is it okay with you to drink tea in the morning?" kata Yukino san meragukanku. "emm.. Okay". Ketika kami sudah duduk dan saya mulai minum, seperti rasanya terkejut... I'm forget!! Yah, ekspresi yang kulihat sewaktu Ishima san minum teh botol pertama kali di Indonesia, mungkin saat ini Yukino san melihat ekspresi seperti itu di wajahku. Teh botol di Jepang rasanya tawar!!

Mida menelepon-ku dengan LINE dan dia mengabarkan kalau dia sudah sampai  di Narita dan sedang di bagian imigrasi. Segera aku menyampaikan ke Yukino san kalau Mida sudah tiba dan sedang di Immigration. Yap kami sempat mengobrol tentang riset kami masing-masing. Yukino san meneliti tentang buah apple dan setelah mengantarkan kami, dia akan langsung ke Matsudo Campus untuk mempresentasikan bagian dari penelitiannya. Saya lihat memang dia membawa basoka, yang dugaan saya isinya adalah poster yang akan dia presentasikan.

Setelah Mida keluar di arrival gate, Yukino-san tampak mengirimkan pesan ke temannya yang menjemput sesama peserta di Narita Airport Terminal 1. Kemudian kami diajak keluar dari bandara menuju Stasiun yang sistemnya terintegrasi, atau mungkin lebih tepatnya ini disebut sub way, hhehehe..

Yukino-san mengajari kami cara mendapatkan SUICA card, dimana kami harus memasukkan sekian uang ke dalam automatic machine, seinget saya kalo gak salah saya memasukkan 3000 Yen (setara 300.000) yang kata Yukino-san sih cukup kok buat sampai Kashiwa. SUICA card ini semacam kartu all in one yang bisa kita gunakan untuk naik kereta, naik bus, vending machine, bahkan beberapa supermarket memberlakukan pembayaran tap cash dengan kartu ini. Setelah saya dan Mida punya kartu ini, Yukino-san membawa kami masuk ke stasiun dan menunggu di Narita Line kereta yang akan mengantarkan kami ke Kashiwa (entah hari pertama ini saya masih asing dengan jalur kereta di Jepang, meski map sudah di print dan dibawa, tetap saja ngeblank, jadi saya ikuti saja kemana mereka berjalan).

Kami menunggu kereta dari Stasiun Narita Airport Terminal 1 dimana rombongan dari negara lain sudah berkumpul disana dan kita akan bersama-sama menuju dormitory. Ketika kereta tiba, kami naik di gerbong 3, dimana sudah ada bu Dyah, perwakilan dari Korea, perwakilan dari Thailand, (yang aku tahu kemudian nama mereka Lee Suyeon dan Pang) lalu juga Osumi-san teman dari Yukino-san.

That was my first day in Japan, but I did love that day and will never forget.

Kami turun di Narita Station untuk pindah Line (entah line apa, warnanya biru pokoknya), dan berasa nyeret2 koper dan gendong ransel yang besar ini sangat capek banget. Osumi dan Yukino-san daebak banget dah!! langkahnya cepet, apalagi Osumi san yang postur tubuhnya tinggi jangkung, udah pasti langkahnya lebar. May be Lee-san juga sudah terbiasa dengan hal seperti ini di Korea Selatan. Kami, ya, tentu saja saya, bu Dyah, Mida dan Pang, warga ASEAN sepertinya harus banyak menyesuaikan diri.

Karena barang-barang kami yang cukup banyak, kami lebih menggunakan lift untuk berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya.. dan karena barang kami over banyak sekali akhirnya kami pun dibagi menjadi 2 kali. Melelahkan, iya cukup melelahkan, dan salute dengan Osumi-san dan Yukino-san yang nggak lelah dan sabar memandu kami, hahaha.

Setibanya di Abiko, kami mencari tempat makan terlebih dahulu untuk makan siang (liat HP, baru jam 10.00 kok, dan plaakk... heii Jepang sudah jam 12.00 girl!! rasa-rasanya ini yang disebut jetlag, nggak berasa lapar sama sekali karena emang belum jam makan kalo di Indonesia). Osumi-san pun sepertinya kurang famiiar dengan Abiko, jadi sembari mencari-cari restaurant pun masih nyasar kemana-mana, hhehe.. melelahkan. Mereka berdua sambil tersenyum tetap berkata 'sumimasen..." kepada kami, wkwkwk... Ya buat saya sih wajar, namun sepertinya mereka merasa bersalah memandu kami ke arah yang salah sedangkan kami sudah mulai kelelahan.

Setelah kami membeli wah apa ya disebutnya, roti, di France apa gitu, kami lanjut lagi ke stasiun dan mengambil jalur yang ke arah Kashiwa. Di gate tap keluar, Yukino-san pamit karena dia harus ke Matsudo, dan we are saying good bye and thank you. "Domo arigatou Yukino-san if then you found this blog, ehhehee". Then kami mengikuti Osumi-san, dan ternyata di pintu keluar sudah ada mahasiswa lain yang menunggu kami. Aku masih agak kesulitan membedakan Chinese, Japanese dan Korean.. yah may be beberapa memang dengan mudah dapat dibedakan, tapi nyatanya orang yang aku kira Japanese itu adalah Chinese.

Orang itu kemudian aku tau namanya Li-san (Li Runru, Chinese) dan juga ada Blue-san (Thailand).. kami menunggu satu orang Thailand lagi dan selanjutnya kami naik bus menuju apartemen kami. Saya sampai nggak menghitung berapa cost sepanjang perjalanan hari ini, pokoknya 300.000 itu bisa sampai apartemen. Yap kami naik bus kemudian turun di bus stop near Toyoshikidai, dan kami harus menyeret koper sepanjang trotoar, dan mungkin kami menciptakan keributan tersendiri pagi itu.

Oleh Li-san, kami diantar ke kamar kami masing-masing dan Alhamdulillah kamar kami berdasarkan negara, gak kebayang kalau harus keep my veil for 10 days, it will really disguisting. Kami menunggu Li-san mengantar Lee Suyeon ke kamarnya, selang beberapa menit mereka turun lagi dan giliran apartemen kami, kalo nggak salah ingat, kamar kami di 94-416 dan diatas kami 94-516 adalah kamar Thailand. Yepp, selanjutnya kami dijelaskan soal pemakaian kompor listrik, juga pembuangan sampah dan jadwal2nya, juga kami diberi fasilitas Wifi untuk digunakan kami ber-6.

Yippi, finally our break time... Dan melongok jam sudah jam 15.00 waktu Jepang. Berasa panjang sekali perjalanan hari ini, bisa kurus kalau tiap hari seperti ini. Tapiii masih ada 1 PR, ini rice cooker bagaimana cara pakainya? wkwkwk... tombolya kannji semua. Nggak ada cara lain selain coba-coba tekan tombolnya sampai berhasil hhehe :D

Okee... Jaa, mata nee..
Otsukaresamadeshita

Continoue reading at:





You Might Also Like

0 comments