Djika Berpisah

Monday, December 17, 2012

Pro: Herman O Lantang

Djika berpisah

Disini kita bertemu, satu irama
diantara wadjah-wadjah perkasa...

tergores duka dan nestapa,
tiada putus asa
tudjuan esa puntjak mendjulang di sana

Bersama djatuh dan bangun
di bawah langit biru pusaka...
antara dua samudra...
Bersama harapanku djuga kau
satu nafas
kita jang terhempas
pengabdian...dan kebebasan...

Bila kita berpisah
Kemana kau aku tak tahu sahabat
atau turuti kelok-kelok djalan
atau tinggalkan kota penuh merah flamboyan
hanja bila kau lupa
ingat...

Pernah aku dan kau...
sama-sama daki gunung-gunung tinggi
hampir kaki kita patah-patah
dan nafas kita putus-putus
tudjuan esa, tudjuan satu:
pengabdian dan pengabdian kepada...
...Jang Maha Kuasa...

Dari: Idhan Lubis
Polonia, 8 Desember 1969

Tulisan ini ditinggakan di laci meja tulis di kamarnya, ditemukan oleh Bachtar Lubis (ayahnya) ketika akan membereskan kamar tidur Idhan.

Idhan Lubis turut serta dalam pendakian Semeru bersama Herman Lantang, Soe Hok Gie, dll. Idhan Lubis meninggal selepas melaksanakan sholat maghrib karena menghirup gas beracun beberapa saat setelah kematian Soe Hok Gie karena hal yang sama.

In memoriam: Soe Hok Gie dan Idhan Dhavantari Lubis
Di puncak Mahameru, 16 Desember 1969

You Might Also Like

0 comments