Karawang digoyang, Pertanian terguncang

Saturday, January 05, 2013


Hasil kajian pertanian rutin kamis, 29 April 2010                           Waktu 19.00-20.40
          
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda dalam konsumsi beras. Karawang mengguncang ketahanan pangan nasional padahal tidak semua beras berasal dari karawang. Hal ini dikarenakan  karawang merupakan lumbung padi nasional, selain itu letak strategis karawang yang berada di daerah jawa barat karena seolah-olah pusat Indonesia berpusat di Jawa ( penduduknya paling padat ).   

Karawang merupakan daerah dengan nilai jual beras yang tinggi. Petani mendapatkan pendapatan yang besar dengan bertani. Oleh karena itu, jika pertanian karawang terguncang, hal ini merupakan indikasi yang dapat mengganggu pereonomian petani karawang.

Banjir di Karawang bukan hal yang baru, melainkan sesuatu yang memang setiap tahun terjadi. Banjir disebabkan oleh maraknya pembangunan kawasan Industri yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup. Maraknya konversi dari lahan pertanian ke non pertanian akibat pengembangan sector industry menyebabkan berkurangnya daerah-daerah resapan air.Kondisi demikian makin memperparah bencana banjir tahunan yang terjadi di Karawang. Banyak orang yang kelaparan karena bencana ini. Oleh karena itu banyak LSM yang mulai bergerak untuk membantu petani untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tidak semua LSM yang benar-benar mendukung rakyat karawang.

Banjir ini memang sudah tradisi tapi tidak ada usaha pemerintah untuk memperbaiki kejadian yang setiap  tahun terjadi. UU pemerintah tentang land rent untuk indutri  yang lebih besar dari land rent untuk lahan pertanian, membuat laju industrialisasi berkembang pesat dan kurang memperhatikan analisa mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan . UU tentang lahan pertaian abadi menimbulkan kerancuan, jika ada lahan kosong, maka bisa saja lahan dibeli oleh investor kemudian lahan tersebut dibuat  tidak  subur, sehingga mereka dapat mengubah status tata guna lahan dari pertanian menjadi non-pertanian. 

Tahun kemarin swasembada beras  Indonesia disebabkan oleh el nino yaitu kondisi air Indonesia menunjang untuk pertumbuhan padi. Jadi keberhasilan tersebut tidak berarti berasal dari varietas unggul tetapi justru disebabkan oleh faktor alam.

Pelajaran yang dapat kita ambil dengan adanya banjir karawang ini jika setiap orang Indonesia dengan jumlah 240 juta jiwa meninggalkan 1 butir beras setiap kali makan, maka beras yang yang dapat terkumpul sebanyak 240.000.000 butir / sekali makan. Jika kita asumsikan I butir beras beratnya 0,1 gram, maka beras yang dapat terkumpul dalam sekali makan sebanyak 24 ton dari seluruh Indonesia. Sungguh ironis sekali kita membuang beras sebanyak 24 ton setiap kali makan, sedangkan di sisi lain banyak rakyat yang kelaparan. Itu baru 1 butir saja coba bayangkan lagi jika 5, 6, 7, 10 butir. Kita patut bercermin pada rakyat Jepang, yang setiap kali makan mengatakan “ terima kasih petani “. Mereka memperlakukan petani seperti seorang yang sangat dihargai. Sedangkan petani kita ?
Renungkan !

Kita harus mengingatkan orang-orang yang tidak mengerti pertanian. Bentuknya misalnya dengan beberapa contoh Karawang, memberi tahu yang lain agar membuka wawasan orang yang tadinya tidak mengerti .     

Tugas kita sebagai mahasiswa  yaitu untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, mahasiswa juga dapat berperan sebgai kontrol bagi kebijakan pemerintah dan menjadi aspirator bagi suara hati  rakyat Indonesia.  Pergerakan mahasiswa jangan hanya mengkritik pemerintah saja, karena pemerintah tidak hanya mengurusi pertanian. Kita juga harus mengapresiasi kinerja pemerintah dengan memberikan suatu solusi yang dapat membantu petani di sana.

Wacana food estate yang salah satunya di karawang, membuat suatu kesenjangan. Meskipun produktivitas meningkat, namun kesejahteraan petani justru menurun karena harga jual output pertanian menurun. nilai tukar petani dari hasil pertanian menurun bukan kesejahteraan, karena kesejahteraan relatif.  Food estate juga kemungkinan hanya menguntungkan investor belaka.

*) Artikel ini pernah di post di http://bemfaperta.ipb.ac.id/ tapi karena web tersebut kena hack, kemudian semua artikel juga hilang, dan saya repost kembali disini biar tetep bisa dibaca

             

You Might Also Like

0 comments